PEMBAHASAN
1.1 Ekosistem
danau
Salah satu
ekosistem air tawar yang termasuk ekosistem air tenang adalah danau. Danau
merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter
persegi hingga ratusan meter persegi. Danau terjadi karena glacier, tanah
longsor yang membendung lembah, pelarutan mineral tertentu dalam tanah sehingga
permukaan tanah menurun membentuk cekungan. Danau juga dapat dibentuk oleh
kawah gunung api yang sudah mati atau gobah yang terbentuk di pinggir laut.
Ekosistem
danau ditandai oleh adanya bagian perairan yang dalam sehingga tumbuh-tumbuhan
berakar tidak dapat tumbuh di bagian ini. Berbeda dengan ekosistem kolam yang
tidak dalam (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan
tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Ekosistem danau mempunyai 4 zona (daerah) yakni:
1. Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ika€n, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2. Daerah Limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3. Daerah Profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4. Daerah Bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Ekosistem danau mempunyai 4 zona (daerah) yakni:
1. Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ika€n, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2. Daerah Limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3. Daerah Profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4. Daerah Bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
1.1.1. Susunan Ekosistem
a. Komponen
autotrof
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu konsumen.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai berikut :
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu konsumen.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai berikut :
Pemakan tumbuhan [herbivora],nisalnyakambing,kerbau,kelini
dan sapi.
Pemakan daging[karnivora],misalnya harimau,burung elang,dan
serigala,
Pemakan tmbuhan dan daging[omnivora],misalnya
ayam,itik, dan orang hutan.
c. Pengurai (decomposer).
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem. Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organic (dari bangkai) menjadi zat-zat organik penyusunnya.
d. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Bagian dari komponen abiotik adalah ;
Tanah.
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemapuan menahan air.
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemapuan menahan air.
Air.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
Udara.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian, penyebaran cahaya di bumi belum merata. Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian, penyebaran cahaya di bumi belum merata. Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
o Suhu atau
temperatur.
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.
Organisme
yang hidup di danau pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme danau adalah sebagai berikut.
Adaptasi organisme danau adalah sebagai berikut.
a.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di danau biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Tumbuhan yang hidup di danau biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
b.
Adaptasi hewan
Ekosistem danau dihuni oleh berbagai organisme. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem danau, misalnya salah satunya seperti ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Ekosistem danau dihuni oleh berbagai organisme. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem danau, misalnya salah satunya seperti ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi
autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator,
parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa
organisme.
Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan
sebagai berikut.
a.
Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.
Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya
ikan.
a.
Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di
permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
b.
Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
c.
Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau
hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya
cacing dan remis.
1.1.2
Ketergantungan Antarkomponen Ekosistem
Tidak ada
makhluk hidup yang mampu hidup sendiri.Di antara makhluk hidup tersebut terjadi
hubungan saling membutuhkan,atau dengan kata lain terjadi ketergantungan.
Ketergantungan tidak hanya terjadi antar makhluk hidup [komponen biotik],
tetapi juga terjadi antara komponen abiotik dan biotik.
Rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Rantai
makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke Makhluk
hidup lain melalui proses makan di makan dengan urutan tertentu. Sedangkan
Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan.
Jika dalam
suatu ekosistem di gambarkan jumlah populasi produsen sampai konsumen
tertinggi, akan membentuk gambaran seperti piramida.Gambaran seperti ini
disebut piramida makanan. Supaya piramida makanan tersusun dengan baik,populasi
dalam suatu ekosistem harus seimbang.Oleh karena itu,populasi produsen harus
lebih banyak dari pada populasi konsumen tingkat 1. Konsumen tingkat 1 harus
lebih banyak dari pada konsumen tngkat 11.Dengan demikian,semakin tinggi
tingkatan suatu konsumen, jumlahnya semakin sedikit.
Aliran
energy
Dalam suatu
ekosistem terjadi proses makan dan di makan yang di lakukan organisme untuk
memperoleh tenaga atau energi. Jadi,proses makan dan di makan dalam suatu
rantai makanan dan jaring-jaring makanan dapat di katakan sebagai proses aliran
energi.
1.1.3 Keseimbangan Ekosistem.
Ekosistem
dikatakan seimbang apabila komposisi di antara komponen-komponen tersebut dalam
keadaan seimbang. Ekosistem yang seimbang, keberadaannya dapat bertahan lama
atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi
keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula
karena aktivitas dan tindakan manusia.
1.
Perubahan Ekosistem secara Alami
2.
Perubahan ekosistem secara alami dapat terjadi karena
adanya gangguan alam. Misalnya gunung meletus,kebakaran hutan, dan perubahan
musim. Bencana alam dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
3.
Perubahan Ekosisstem karena Tindakan Manusia
Perubahan ekosistem dapat terjadi karena tindakan
manusia. Manusia merupakan salah satu komponen biotik dalam suatu ekosistem.
Manusia mempunyai peranan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan ekosistem.
Akan tetapi, manusia juga dapat merusak ekosistem.
1.2
Kerusakan ekosistem danau
Rusaknya
ekosistem danau Sebagai sumber air paling praktis, danau sudah menyediakannya
melalui terkumpulnya air secara alami melalui aliran permukaan yang masuk ke
danau, aliran sungai-sungai yang menuju ke danau dan melalui aliran di bawah
tanah yang secara alami. Bentuk fisik danaupun memberikan daya tarik sebagai tempat
membuang yang praktis.
Jika semua
dibiarkan demikian, maka akan mengakibatkan danau tak akan bertahan lama berada
di muka bumi. Saat ini terlihat ekosistem danau tidak dikelola sebagaimana
mestinya. Sebaliknya, untuk memenuhi kepentingan manusia, lingkungan sekitar
danau diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup dan cara bermukim manusia, atau
bahkan kawasan ini sering dirombak untuk menampung berbagai bentuk kegiatan
manusia seperti permukiman, prasarana jalan, saluran limbah rumah tangga, tanah
pertanian, rekreasi dan sebagainya.
Dengan kondisi tersebut, umumnya permasalahan yang timbul adalah:
Dengan kondisi tersebut, umumnya permasalahan yang timbul adalah:
a.
Tidak jelasnya batas tata ruang pemanfaatan di kawasan
danau yang mengakibatkan kerusakan hutan, pendangkalan danau secara terus
menerus
b.
Tandusnya gunung-gunung di sekitar danau sebagai
daerah tangkapan air mengakibatkan debit air danau menurun di musim kemarau dan
banjir di musim hujan.
c.
Budidaya perairan danau dengan teknik karamba/floating
net di danau yang tidak teratur mengakibatkan pencemaran sampah dan
meningkatnya proses penyuburan rumput danau (arakan) yang menyebabkan tekanan
ekologis terhadap habitat beberapa ikan dan biota danau endemik lainnya, yang
terus berlangsung secara intensif.
d.
Orientasi komersil masyarakat lokal di kawasan danau
terhadap pertanian mengakibatkan monokultur yang tidak ramah lingkungan
e.
Tekanan ekonomi secara umum dan kurangnya pemahaman
masyarakat lokal terhadap pelestarian nilai dan potensi sumberdaya alamnya
sejak lama mengakibatkan pengurasan sumberdaya alam dan menurunnya populasi
keanekaragaman hayati endemik di kawasan sekitar danau
f.
Pengembangan daerah pemukiman, pariwisata, dan
pembangunan sarana publik di kawasan sekitar danau yang tidak memperhatikan
aspek lingkungan mengakibatkan perusakan ekosistem daerah aliran sungai (DAS)
secara tidak langsung.
KESIMPULAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Komentarnya ya... Biar aku bisa memperbaaiki apa yang kurang dan salah.
Mohon bantuannya ^_^