Kamis, 04 April 2013

HEMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM                                                                                      Acc+
FISIOLOGI BIOTA AIR

HEMATOLOGI











               OLEH
             NAMA             : AHMAD SUKARJI
             STAMBUK    : L221 11 262
             KELOMPOK : V (LIMA)
            ASISTEN       : MUHAMMAD KASYFUL ANWAR
               ACHMAD FUAD FATHURRAHMAN
  







       LABORATORIUM FISIOLOGI BIOTA AIR
        JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
       UNIVERSITAS HASANUDDIN
                  MAKASSAR
                        2013



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri. Karenanya ilmu perikanan harus dikaji dan dikembangkan terutama oleh dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak pengembangan dan penerapan teknologi perikanan( Fujaya, 2008).
Fisiologi dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Fisiologiikanmencakuppenginderaan, komunikasiantara sel/organ, osmoregulasiperedarandarah, pernafasan, pencernaan, pertumbuhandanreproduksi( Fujaya, 2004).
Haematologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.
Komponen penyusun system peredaran darah adalah jantung, darah, saluran darah, dan limpa.Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah arteridan vena yang terdapatdisepanjang tubuh. Arteri atau pembuluh nadi merupakan pembuluh yang berdinding tebal dan kuat tetapi tidak mempunyai klep-klep, berfungsi membawa darah meninggalkan jantung. Sedangkan vena atau pembulu balik merupakan pembuluh darah yang berdinding tipis yang mempunyai klep-klep pada jarak tertentu, berfungsi membawa darah kembali ke jantung( Fujaya, 2004).
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vitalkeberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkutzat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah sepertitrombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertamadari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari: jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan sebuah serambi (atrium). Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga pericardium , yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak dianterior (muka). selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.
 Darah ikan tampak pucat dan relative sedikit bila dibanding dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih (Baihaqi, 2012).
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis (Baihaqi, 2012).
Oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2 Dengan adanya sistem vena, darah dikemballikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Vena yang penting misalnya: vena cardinalisposterior dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika (membawa darah dari tubuh melewati hati),vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung(Baihaqi, 2012).
Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum hematologi adalah untuk mengetahui bentuk sel darah dan kondisi ikan melalui persentase gumpalan darah serta jumlah sel darah.
kegunaan praktikum Hematologi agar mahasiswa dapat memahami metode yang digunakan untuk mengamati bentuk sel darah, persentase jumlah pada darah, dan jumlah sel darah.
  



METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikummengenai hematologi dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Maret 2013 pukul 12.00 WITA, bertempat di Laboratorium Fisiologi Biota Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakanpada praktikum Hematologi dapat di lihat pada tabel 1dan 2 :
Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsinya:
NO
                Bahan
                                    Fungsi
1
Spoit
Mengambil sampel darah pada ikan
2
Deg glass
Meratakan sampel darah pada objek glass
3
Objek glass
Menyimpan sampel darah
4
Sentrifuge
Memisahkan gumpalan darah dan plasma darah
5
Mikroskop
Mengamati sel darah
6
Tabung test
Tempat meletakkan mikrohaematokrit pada saat dalam sentrifuge
7
Haematocitometer
Mengamati sel – sel darah
8
Baskom
Wadah atau tempat pembiusan ikan
9
Kalkulator
Menghitung
10
Mistar
Mengukur panjang gumpalan dan plasma darah

Tabel.2. Bahan yang digunakan beserta fungsi:
NO
Bahan
Fungsi
1
IkanNila(Oreochomis niloticus)
Sampel
2
Parafin
Penyumbat mikrohaematokrit
3
EDTA
Anti koagulan
4
Haematoksilin
Pemberi warna pada inti sel darah
5
Larutan eosin
Pemberi warna pada sitoplasma
6
Alkohol 70%
Bahan fiksasi
7
Methylent blue
Pengencer darah
8
Es batu
Membius ikan
9
Air tawar
Sebagai media untuk ikan
10
Tissue
Membersihkan alat
Prosedur Kerja
A.   Teknik Pewarnaan dan Pengamatan Sel Darah Merah
Mengambil darah ikan (dengan larutan EDTA untuk anti koagulan), darah diambil didaerahjantung dengan menggunakan spoitukuran 2 ml. Setelah itu,teteskan pada dua buah objek glass lalu ratakan dengan menggunakan de glass lalu keringkan sampai kering. Kemudian merendam kedua objek glass secara bersamaan dalam alkohol 70% selama 5 menit untuk memfiksasi jaringan darah pada sampel. Lalu, mencuci kedua objek glass dengan menggunakan akuades lalu dikeringkan sampai kering. Setelah itu, merendam lagi kedua objek glass tersebut dalam larutan eosyn selama 5 menit, yang berguna untuk mewarnai sitoplasma. Setelah itu, kedua objek glass tersebut dicuci lagi dengan menggunakan akuades lalu dikeringkan hingga kering. Kemudian, merendam salah satu objek glass dengan larutan hemotaxilyn yang berguna untuk mewarnai inti sel selama 5 menit. Setelah itu,dicuci dengan menggunakan akuades lalu keringkan sampai kering. Kemudian, kedua objek glass tersebut diamati di bawah mikroskop lalu diamati bentuk sel nya.
B.   Teknik Pemisahan Sel Darah dan Plasma Darah
Mengambil darahikandaridaerahjantungdenganmenggunakanspoit. Kemudian darahtersebutdimasukkankedalam mikrohiematokrit. Setelah iu, sumbat kedua ujungnyadenganmenggunakanparafin. Lalu dimasukkan ke dalam tabung tes. Setelah itu, disentrifugasidenganmenggunakansentrifuge selama 1 menit dengan kecepatan 6000 RPM. Kemudian, Mikrohaematokritdikeluarkanlalumulaimenghitungpanjangdarah. Kemudian, menghitung gumpalan darah (warna agak pekat). Kemudian, menghitung persentase gumpalan darah dengan menggunakan rumus.
C.   Teknik Perhitungan Total  Eritrosit
Mengambil darah ikan dari daerah jantung dengan menggunakan spoit. Kemudian, darah tersebut dicampurkan dengan methylent bluelalu homogenkan dengan mengocok dalam spoit. Setelah itu, campuranditeteskandalamhemasitometer secara perlahan-lahanselama 5 menit. Kemudian, mengamati di bawahmikroskop dan mulaimenghitungdengan menggunakan rumus.
Analisis Data
Beikut ini rumus yangyang digunakan pada praktikum hematologi adalah:

Persentase gumpalan darah = panjang gumpalan darah : panjang total x 100

Dimana N adalah Jumlah sel darah yang di amati.



HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Teknik pewarnaan
   Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum Haematologi dapat dilihat pada gambar dibawah dan diperoleh hasil sebagai berikut:
2
 
1
 
                                   Keterangan:
 

1.    Dinding sel
2.    Sitoplasma

Gambar 1.Sel darah merah Ikan Nila (Oreochromis niloticus)sebelum
dicelupkan ke dalam haematoxilin
.

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Pada  ikan  teleost,  jumlah  normal  eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3. Seperti  halnya  pada  hematokrit,  kadar  eritrosit  yang rendah  menunjukkan  terjadinya  anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Maswira, 2008).
                                                                                   
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa keadaan sel darah merah Ikan sebelum dicelupkan pada haematoxylin adalah eritrosit masih berwarna merah berbentuk lonjong. Terkadang dijumpai bahwa bentuk eritrosit pada ikan menyerupai bentuk eritrosit pada manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron tergantung pada spesies ikannya. Eritrosit dewasa  berbentuk  lonjong,  kecil dan berdiameter 7-36 mikron  tergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing spesies  juga  berbeda,  tergantung aktivitas  ikan  tersebut. Pada  ikan  yang  memiliki  aktivitas  tinggi      seperti ikan predator blue marlin memiliki hematokrit 43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid Pagothenia bermacchii hanya 21% (Fujaya, 2008).

3
 
1
 
2
 
Keterangan:
1.    Dinding sel
2.    Inti Sel
3.    Sitoplasma
Gambar 2. Sel darah merah Ikan Nila (Oreochromis niloticus)setelah dicelupkan  ke dalam haematoxilin.
           Pada   gambar   di   atas   maka   disimpulkan  bahwa  sel  darah  merah (eritrosit)   pada  ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah  berbentuk  agak lonjong    dimana   memiliki    dinding   sel, sitoplasma  dan  inti  sel   setelah pemberian  larutan   haematoxylin,  maka  sel  darah  merah  tampak  jelas dimana  warna  sel  darah  merah  berubah  menjadi  merah  kekuning-kuningan. Hal ini dikarenakan sel darah merah pada sampel telah dicelupkan dalam  larutan hematoxylin dan eosin yang berfungsi memberikan warna pada inti   sel  dan  sitoplasma sehingga mudah   terlihat. Eritrosit  dewasa  berbentuk   lonjong, kecil   dan berdiameter 7-36 mikron tergantung pada spesies ikan (Ilham, 2012).
Eritrosit berperan terutama dalam transport gas. Ukurannya sekitar 7,5µm, bentuknya cakram bikonkaf atau cakram pipih dengan bagian pusat lebih tipis dan lebih terang dari bagian tepinya. Bentuk ini menguntungkan karena permukaannya menjadi lebih luas untuk proses difusi gas (dibandingkan bentuk bola atau kubus). Eritrosit merupakan sel tidak berinti, tidak punya organel seperti sel-sel lain.  Seolah-olah merupakan kantung untuk hemoglobin (Hb). Hb adalah protein eritrosit yang berfungsi dalam mentransport O2. Eritrosit pada ikan berbentuk bulat lonjong dan setelah diberikan haematoxylin inti sel pada ikan berwarna biru tua, sedangkan yang berwarna merah pink adalah membran plasma (sitoplasma). Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Eritrosit pada ikan Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu spesies dengan lainnya(Albert,2010).
Terkadang dijumpai bahwa bentuk eritrosit pada ikan menyerupai bentuk eritrosit pada manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikrontergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut (Kuswardani, 2006).
Sistem    peredaran   darah   pada   ikan   terdiri   dari:   jantung    beruang dua,  yaitu  sebuah-bilik (ventrikel)  dan   sebuah   serambi  (atrium).  Jantung terletak  dibawah   faring  di   dalam  rongga  pericardium ,  yaitu  bagian   dari  rongga   tubuh   yang  terletak   dianterior   (muka).   selain   itu,  terdapat  organ   sinus   venosus,   yaitu   struktur   penghubung   berupa   rongga  yang menerima    darah    dari    vena   dan   terbuka   di ruang   depan   jantung.
Darah    ikan  tampak   pucat  dan  relative  sedikit  bila  dibanding dengan vertebrata darat.   Plasma   darah   mengandung   sel   darah   merah   yang   berinti   dan   sel   darah putih. Lien (limpa) sebagai bigian   dari sistem peredaran   terdapat   di   dekat lambung dan   dilengkapi   dengan   pembuluh-pembuluh limpa (
Djawad,dkk. 2003).
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri. Oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2 Dengan adanya sistem vena, darah dikemballikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Vena yang penting misalnya: vena cardinalisposterior dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika (membawa darah dari tubuh melewati hati),vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung (Hendra, 2008).
Jadi secara umum, sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang terdiri atas sebuah pompa pipa, katup, dan cairan. Meskipun jantung teleostey terdiri atas empat bagian ( atrium, ventrikel, bulbus dan sinus venosus), namun pada kenyataannya mirip dengan satu silinder pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka darah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri.
III. 2 Kadar haematokrit
Tabel 1, Hasalpengamatanhematrosit ikanNila (Oreochromis niloticus) adalah:
panjang total darah
3,8 cm
Panjanggumpalandarah
3,4 cm
volume gumpalandarah
54,25

Diketahui : panjang gumpalan darah              = 3,4 cm
                              Panjang total gumpalan darah      = 1 cm
Panjang Gumpakan darah x 100
 x 100 %
 = 54,25 % cm
                       
Pada kadar haematokrit, diketahui panjang gumpalan darah adalah 1 cm, dan panjang total gumpalan darah adalah 54,25 cm. Kemudian penghitungan gumpalan darah dapat dilakukan dengan membagi panjang gumpalan darah dengan panjang total gumpalan darah dikali 100 %, sehingga didapatkan 54,25 %.Volume gumpalan darah untuk ikan yang normal 52% karena dipengaruhi oleh aktifitas ikan tersebut. Seperti yang dijelaskan bahwa kadar hematokrit pada masing-masing spesies itu berbeda-beda, tergantung aktivitasnya. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi seperti ikan predator memiliki hematokrit 43%, sedangkan pada ikan biasa memiliki hematokrit 21% (Fujaya, 2004).

3. Total eritrosit
Kotak 1
Kotak 2
Kotak 3
Kotak 4
3
5
5
11

Diketahui        = n = 734
Jawaban         = N = n x 104
         734 x 104 = 73400000
Pada total eritrosit, didapatkan pada kotak 1 terdapat 3 sel darah,kotak 2 terdapat 5, kotak 3 terdapat 5 dan kotak 4 terdapat 11 sel darah, kemudian keseluruhan jumlah sel darah di setiap kotak dijumlah, sehingga didapatkan 24. Kemudian menggunakan rumus total eritrosit yaitu N x 104, sehingga didapatkan 24 x 104 = 2.400.000. Jumlah eritrosit pada ikan itu berbeda-beda tergantung aktivitas ikan tersebut, pada ikan nila jumlah eritrositnya 2.400.000, jumlah tersebut merupakan jumlah normal untuk ikan sehat (Fujaya, 2004)
Pada ikan, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye) (Tuwo,2011).

                                                            KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum haematologi, maka dapat disimpulkan bahwa:
v  Bentuk dari eritrosit adalah lonjong dengan sitoplasma berwarna merah muda setelah diberi eosin, dan inti sel yang berwarna biru setelah diberi pewarnaan haematoxilyn.
v  Volume gumpalan darah 29% dapat dikatakan bahwa ikan nila tersebut sehat.
v  Jumlah total eritrosit Ikan Nila(Oreochromis niloticus) yang diamati berkisar antara 20.000sel/ml – 3.000.000 sel/ml yaitu 950.000, jumlah tersebut merupakan jumlah yang normal untuk ikan yang sehat.
Saran
Laboratorium
Adapun saran saya dalam laboratorium yaitu Kebersihan dalam laboratorium usahakann tetap terjaga serta alat- alat yang di gunakan di jaga baik- baik.
Asisten
1.    K’ Muh. KASYFUL ANWAR
       Saya berharap kakak bisa hadir saat praktikum berlangsung dan memberikan materi, walaupun cuman sedikit.
2.    K’ ACHMAD FUAD FATHURRAHMAN
        Kakak orangnya baik dan menjelaskan sukup bagus dicerna serta pertahankan tetap semangat.



DAFTAR PUSTAKA
Albert,2010.http://www.scribd.com/doc/42759323/5/DEFINISI-ANESTESI.(Diakses pada hari minggu pukul 14:00 WITA, 10 Maret 2012. Makassar).
Fujaya.yushinta, 2004, Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan, Rineka cipta : Jakarta.
Djawad, M.Iqbal, Irfan Ambas, Yusri Karim. 2003. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Fujaya,Y. 2008. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
Viki, Bahihaqi.2011 ;http://baihaqi-viking.blogspot.com/2011/12/sistem-peredaran-darah-pada-ikan.html(Diakses pada hari minggu pukul 21:21 WIB. 24 maret 2013. Makassar).
Aryanti, 2011 ;http://reymhondzha.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum-fisiologi-hewan-air.html (Diakses pada hari minggu pukul 21:21 WIB. 24 maret 2013. Makassar).
Hendra, 2008 ;http://www.scribd.com/doc/45929477/DARAH-IKAN (Diakses pada hari minngu pukul 14:00 WITA, 24 Maret 2013. Makassar).
Rahardjo .M.F, 1984. Ikhtiologi. IPB: Bogor.
Tuwo, A. 2011.  Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brillian Internasional.
          Surabaya.
Zalkandary,2009.http://id.shvoong.com/exact-sciences/2007808-sistem-peredaran-darah-pada ikan/#ixzz1tItFctlr (Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Komentarnya ya... Biar aku bisa memperbaaiki apa yang kurang dan salah.
Mohon bantuannya ^_^

My Blog List

Statistik Uchiha Arjhi'e