Selasa, 23 April 2013

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Enzim

Faktor-faktor tersebut antara lain :

1). Suhu
           Sebagian besar enzim mempunyai suhu optimum yang sama dengan suhu normal sel  organisme tersebut. Suhu optimum enzim pada hewan poikilotermik di daerah dingin  biasanya lebih rendah daripada enzim pada hewan homeotermik. Contohnya, suhu  optimum enzim pada manusia adalah 37 derajat celcius, sedangkan pada katak adalah 25  Derajat Celcius.

            Kenaikan suhu di atas suhu optimum dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan  aktivitas enzim. Secara umum, tiap kenaikan suhu 10 derajat C, kecepatan reaksi menjadi  dua kali lipat dalam batas suhu yang wajar. Hal tersebut juga berlaku pada enzim. Panas  yang ditimbulkan akibat kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi sehingga kecepatan  molekul meningkat. Hasilnya adalah frekuensi dan daya tumbukan molekuler juga  meningkat.

             Akibat kenaikan suhu dalam batas tidak wajar, terjadi perubahan struktur enzim  (denaturasi). Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan  kemampuan katalisnya. Sebagian  besar enzim mengalami denaturasi yang tidak dapat balik pada  suhu 55-65 Derajat C.  Enzim yang secara fisik telah rusak biasanya tidak dapat diperbaiki lagi. Hal tersebut  merupakan salah satu alasan  bahwa enzim lebih aman dimakan pada makanan yang  sudah dimasak.Khususnya daging dan telur daripada makanan mentah. (http://yan.komputasi.web.id)

              Pengontrolan panas terhadap susu dan makanan dengan bahan susu lainya secara  dramatis mengurangi penyebaran penyakit seperti TBC. Pada suhu kurang dari suhu  optimum, aktivitas enzim mengalami penurunan. Enzim masih beraktivitas pada suhu  kurang dari 0 derajat C dan aktivitasnya hampir terhenti pada suhu 196 derajat C.

2).pH atau Keasaman
              Seluruh enzim peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH). Enzim menjadi nonaktif  bila diperlakukan pada asam basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim dapat bekerja  paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak sempit. Diluar pH optimum tersebut,  kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.  Misalnya, enzim pencerna dilambung mempunyai pH optimum 2 sehingga hanya dapat  bekerja pada kondisi sangat asam. Sebaliknya, enzim pencerna protein yang dihasilkan  pankreas  mempunyai pH Optimum 8,5 .  Kebanyakan enzim intrasel mempunyai pH  optimum sekitar 7,0 (netral).

              Pengaruh pH terhadap kerja enzim dapat terdeteksi karena enzim terdiri atas protein.  Jumlah muatan positif dan negative yang terkandung didalam molekul protein serta bentuk  permukaan protein sebagian ditentukan oleh pH.

3).Konsentrasi Enzim, Substrat dan Kofaktor
              Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat  berlebihan, laju reaksi adalah sebanding dengan enzim yang ada. Jika pH, suhu, dan  konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, reaksi awal hingga batas tertentu sebanding  dengan substrat yang ada. Jika sistem enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor  , konsentrasi subsrat dapat menentukan laju keseluruhan sistem enzim.

4).Inhibitor Enzim
               Enzim dapat dihambat sementara atau tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Zat  kimia tersebut merupakan senyawa selain substrat yang biasa terikat pada sisi aktif enzim  (substrat normal) sehingga antara substrat dan inhibitor terjadi persaingan untuk  mendapatkan sisi aktif . Persaingan tersebut terjadi karena inhibitor biasanya mempunyai  kemiripan  kimiawi dengan substrat normal. Pada konsentrasi Substrat yang rendah akan  terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi, kondisi tersebut berbalik bila konsentrasi  substrat naik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Komentarnya ya... Biar aku bisa memperbaaiki apa yang kurang dan salah.
Mohon bantuannya ^_^

My Blog List

Statistik Uchiha Arjhi'e